Rabu, 23 Oktober 2013

Cerpen ku : HADIAH UNTUK MAMA DI HARI IBU

HADIAH UNTUK MAMA DI HARI IBU
Tema : keluarga
Oleh : Cheryl Aprillia Anjani

 


p

agi itu di kelas terdengar ribut sekali, nggak biasanya pagi-pagi gini di kelas rame. Saking penasarannya aku langsung menghampiri kelas ku di 8B. Padahal saat aku lihat di kelas hanya ada beberapa anak saja. “ eh.. kenapa ya.. ni kelas rame banget, padahal masih pagi banget , ngomongin apa sih ?”, tanya ku. “ lah.. kamu nggak tau ya,, kita dari tadi itu ngomongin lomba “kreasi ibu dan anak” minggu depan kamu nggak lihat di mading apa ?”. kata Meli yang nggak bisa santai itu. “buruan gih, liat di mading sekolah”, kata vira. “iya deh, iya..”, jawab ku sambil agak ngomel.
            Setelah meletakkan tas, aku minta si Eren buat nemenin liat pengumuman. Sesampainya di depan mading aku bingung. Gimana nggak bingung, aku kan lagi marahan sama mama, mana bisa ikutan lomba ini kalo lagi marahan. Jadi aku marahan sama mama gara – gara waktu ada AFA ID aku nggak di beliin headphone yang gambar nya SNK anime kesukaan ku. Berarti aku harus minta maaf sama mama hari ini juga, yaa meskipun nggak di beliin head phone, yang penting bisa ikutan lomba sama mama.
            Di kelas aku ngerjain ulangannya nggak konsentrasi . Sehabis ini aku harus cepat –cepat pulang dan minta maaf ke mama.
            Kriiiiiingggg, nggak terasa bel pulang udah bunyi, kaget. Mungkin gara- gara aku ngelamun aja ya. Memang hari ini pulang cepet soalnya UAS. Nggak pake basa basi lagi aku langsung pulang, nyampe rumah, habis itu minta maaf ke mama. Tapi ternyata itu nggak seperti yang ku bayangkan. Aku melihat selembar memo di samping tv . Ternyata mama sama papa pergi ke rumah nenek di Jakarta selama 1 minggu, soalnya nenek sakit. Dan mama bilang kalau mau beliin aku head phone nya setelah pulang dari jakarta . yah... nggak jadi minta maaf sama mama deh. Tapi ngga apa apa deh , yang penting di beliin headphone  SNK.
            Saking senengnya aku sampe pamer ke eren. Sebenernya namanya itu bukan eren, tapi Ardi. Alasan dia make nama eren soalnya di juga nge fans sama eren di shingeki no kyojin. Ada ada aja si Ardi itu.
Besoknya...
            Selesai sholat shubuh mama nelpon aku. “ halo... Rin, udah sholat shubuh belum ?”. “ sudah dong ma, oiya ma, aku mau minta maaf soal yang kemaren itu”, kata ku sambil memohon. “oo... soal kemaren itu, mama sudah maafin kamu kok!”, kata mama. “minggu depan ada lomba kreasi ibu dan anak di sekolah, mama bisa datang kan ?”, tanya ku. “insyaallah mama bisa, oiya kamu jangan lupa belajar yang baik ya nak, jangan nyusahin bibi dan jangan lupa sholat 5 waktu”. Kata mama. “ oke bosss”, jawab ku. “ udahan dulu ya rin kamu kan mau sekolah, assalamu’alaikum”, “wa’alaikum salam”. Perbincangan ku dan mama berakhir. Setelah minta maaf rasanya tenang dan lega banget. Tapi baru berapa hari di tinggal mama aja rasanya kangen banget.
            Saat pukul 6 pun tiba, aku mulai berangkat ke sekolah bersama para pelajar dan pekerja yang berbondong bondong datang ke sekolah atau kantor dengat semangat yang berkobar di pagi hari. Sesampainya di sekolah aku kelihatan enjoy banget, nggak tau kenapa. Tapi pas waktu ulangan di mulai aku lupa sesuatu. O.. MY GOD...aku belum belajar IPA . terpaksa deh aku ngerjainnya sebisa ku. Haduh.. ini pasti gara gara kepikiran headphone terus.
            Saat bel istirahat berbunyi aku, Mila, Eren dan Vira, mulai berbondong - bondong menuju kantin. Laper banget habisnya tadi si bibi belum ke pasar, jadi nya tadi pagi belum sarapan. Aku pun mulai memesan 1 mangkok bakso, 1 jus jeruk, 1 ice cream, dan  2 buah pisang goreng kremes. “ rakus amat lu rin” kata eren. “ ah.. biarin, tadi gue belum sarapan tau..”, kata ku. Aku mulai menyantap makanan ku itu dengan lahap. Mila, Eren sama Vira ngeliatin aku dengan heran banget. Kayak nggak pernah liat orang rakus aja kalian. Kataku dalam hati.
            Bel selesai istirahat sudah berbunyi, aku sama temen temen langsung buru buru masuk kelas dan sekarang adalah waktunya ulangan bahasa inggris. Ah kalo urusan pelajaran ini aku angkat tangan lah, ini pelajaran kok makin susah aja ya. Tapi untung aja materi nya present tense sama past tense, jadi nggak perlu nyontek udah sempurna deh nilai ku.
            Saat pulang sekolah aku lagi belajar bahasa indonesia sama TIK buat ulangan besok. Tiba-tiba Hp ku berdering, hah papa .. ada apa ya ? nggak pake basa basi aku langsung angkat telpon dari papa. “ haloo, ada apa pa ?” tanya ku. “hari ini juga papa mau pulang ke Surabaya “, kata papa. “lohh, katanya 1 minggu, sekarang kan belum seminggu?”, kata ku heran. “ emm, ee mama lagi sakit, nggak tau sakit apa, papa mau langsung ke rumah sakit ini”, kata papa sambil agak gemetar. “ yaudah nanti pas mama sudah di rumah sakit , papa jemput kamu ya”. “ ooh ya pa”. Tiit tiit tiit tiit. Telepon papa mati. Aku jadi takut mama kenapa kenapa, soalnya aku masih ingat banget mama  pernah pingsan gara gara anemia. Apa jangan jangan anemia mama kambuh ya.
            Tin tiiiin , mobil papa sudah datang , aku langsung masuk mobil. “ papa, mama kenapa ?”, tanya ku. “ em anemia mama kambuh, tadi pagi pas perjalanan ke Surabaya mama pingsan dan nggak sadar sadar. Akhirnya papa bawa ke rumah sakit. Dan selama mama di rumah sakit nggak ada yang jaga, nenek masih sakit, tante Sita ngurusin anak anak nya, jadi kamu mau nggak jagain mama selama mama sakit, nanti biar papa kirim surat ke sekolah mu”, kata papa. “ ya “, aku menjawab dengan nada pelan,pertanda kalo aku lagi sedih.
            Sesampainya aku dan papa di rumah sakit, aku melihat mama sudah tidak berdaya dengan infus di tangannya. Aku jadi merasa bersalah, aku sering banget marah marah dan ngambek sama mama, tapi mama tetep sabar. “Rinn, papa mau berangkat ke kantor dulu ya, tolong jaga mama baik baik”, kata papa, yang tiba tiba datang mengagetkan ku. “ iya pa..”
            Aku masuk ke kamar tempat mama di rawat. Tiba – tiba hp ku berdering. Ternyata eren sms aku,
“Arin, kenapa kamu nggak masuk ?”
Aku pun  membalas sms eren, “ aku harus jaga mama ku, anemia nya kambuh”
“terus kamu nggak ikut lomba kreasi ibu dan anak dong ?” balas eren
“ yah, mungkin aja, soalnya kata dokter mama baru sembuh sekitar 1 mingguan”
“yahh.. yaudah aku doain mama kamu cepet baikan, dan bisa ikut lomba kreasi ibu dan anak”, kata eren
“amiinn, makasih atas doanya” kata ku
“sama-sama”
            Selama aku jaga mama, aku jadi sedih. Selama ini aku nggak pernah buat mama seneng. Aku juga nggak pernah ngasih hadiah atau surprise di hari ibu kayak anak anak yang lain. Dan sekarang mama sudah tidak berdaya. Apa yang akan aku kasih sama mama ?

1 minggu kemudian...
Tanggal 22 Desember
            Pasti teman-teman senang sekali, karena mereka bisa ikutan lomba kreasi ibu dan anak di sekolah. Dan saat aku sedang membuka facebook ku, eren meng- upload foto saat lomba di sekolah, dan terlihat eren sedang menyanyi dengan mamanya. Betapa senangnya eren bisa merayakan hari ibu dengan mamanya. Sementara aku hanya tersenyum sambil melihat foto itu, padahal dalam hatiku ini menangis.
Meskipun begitu , mama sudah sehat , dan dokter memperbolehkan mama pulang. Aku seneng banget. Saat sampai di rumah mama memberikan aku head phone yang mama janjikan, ternyata mama nggak lupa sama janjinya, nggak kayak aku yang selalu ingkar janji. “mama makasih ya head phone nya”,kata ku .
“sama sama rin”, kata mama.
“Mama maafin aku ya,,selama ini aku nggak pernah buat mama senang, aku juga nggak pernah ngasih hadiah buat mama di hari ibu” kata ku.
“ nggak apa apa Arin, meskipun kamu nggak pernah buat mama senang yang penting kamu jadi anak yang pandai dan rajin ber ibadah. Dan kamu juga sudah kasih mama hadiah kok !”, kata mama
“hah,... hadiah, perasaan aku nggak pernah ngasih mama hadiah, hadiah apa ?”, tanya ku dengan heran.
“masa kamu nggak  ingat,  kamu menjaga mama pas waktu sakit kemarin udah mama anggap sebagai hadiah untuk mama di hari ibu”, kata mama sambil tersenyum.
“ooh iya ma..”, kata ku
“nah.. makasih ya rin”, kata mama
“sama – sama ma, aku ikhlas kok jaga mama”, kata ku
 Meskipun hari itu aku dan mama nggak ikut lomba kreasi ibu dan anak yang terpenting adalah kasih sayang ku dengan mama.
            Dan setelah peristiwa itu aku tidak pernah lagi membuat orang tua, atau keluarga ku marah. Aku sadar bahwa ke rukunan itu sangat sulit di cari. Ke rukunan dalam keluarga akan tercipta  jika kita saling menyayangi dan mencintai. Mulai hari itu aku berjanji kepada papa dan mama, aku akan menjadi anak yang baik.

 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------